Materi ke 9 RAHASIA BESAR DIBALIK IBADAH SHALAT
Materi ke 10 👇
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بُنِىَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ
Islam
dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah dengan benar kecuali Allah dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah utusan Allah, menegakkan shalat…. [HR Bukhâri dan Muslim]
Oleh
karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin
berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengambil
air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum
muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan begitu
khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai,
masing-masing kembali pada aktifitasnya.
Timbul
pertanyaan, apakah masing-masing kaum muslimin sama dalam menikmati shalat ini?
Apakah juga mendapatkan hasil yang sama?
Perlu
kita ketahui bahwa setiap amal shalih membawa pengaruh baik kepada
pelaku-pelakunya. Pengaruh ini akan semakin besar sesuai dengan keikhlasan dan
kebenaran amalan tersebut. Dan pernahkah kita bertanya, “apakah manfaat dari
shalatku?” atau “sudahkah aku merasakan manfaat shalat?”
Imam
Hasan al-Bashri pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah yang
dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak
menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum
shalat”[1]
Dari
nasihat beliau ini, kita bisa memahami bahwa shalat yang dilakukan secara benar
akan membawa pengaruh positif kepada pelakunya. Dan pada kesempatan ini,
marilah
kita mempelajari manfaat-manfaat shalat. Kemudian kita tanyakan kepada diri
sendiri, sudahkah aku merasakan manfaat shalat?
1.
Shalat Adalah Simbol Ketenangan.
Shalat
menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan
shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber
segala ketenangan jiwa. Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan
pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu’kan shalat.
Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud rahimahullah dalam Sunan-nya:
Suatu
hari ‘Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah pergi bersama bapaknya menjenguk
saudara mereka dari kalangan Anshar. Kemudian datanglah waktu shalat. Dia pun
memanggil pelayannya,”Wahai pelayan, ambillah air wudhu! Semoga dengan shalat
aku bisa beristirahat,” kami pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: “Aku
mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Berdirilah ya Bilal,
istirahatkanlah kami dengan shalat!’.”[2]
Marilah
kita mengintrospeksi diri, sudahkah ketenangan seperti ini kita dapatkan dalam
shalat-shalat kita? Sudah sangat banyak shalat yang kita tunaikan, tetapi
pernahkah kita berfikir manfaat shalat ini? Atau rutinitas shalat yang kita
tegakkan sehari-hari?
Suatu
ketika seorang tabi’in yang bernama Sa’id bin Musayib mengeluhkan sakit di matanya.
Para sahabatnya berkata kepadanya: “Seandainya engkau mau berjalan-jalan
melihat hijaunya Wadi ‘Aqiq, pastilah akan meringankan sakitmu,” tetapi ia
menjawab: “Lalu apa gunanya aku shalat ‘Isya` dan Subuh?”[3]
Demikianlah,
generasi terdahulu dari umat ini memposisikan shalat dalam kehidupan mereka.
Bagi mereka, shalat adalah obat bagi segala problematika. Dengan hati mereka
menunaikan shalat, sehingga jiwa menuai ketenangan dan mendapatkan kebahagiaan.
2.
Shalat Adalah Cahaya.
Ambillah
cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa.
Dia cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk
menunjuki manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allah Rabul
‘alamin.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Mâlik
al-‘Asy’ari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: والصلاة نور (dan shalat itu adalah cahaya). Oleh
karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi kehidupan
kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah
mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa
ketaatan kepada Allah dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika
sudah, berarti shalat itu telah menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita.
Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di dunia. Dan kelak di akhirat, ia
akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang menyelamatkannya dari berbagai
kegelapan sampai mengatarkannya kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala
3.
Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian.
Lalai
adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan
manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di
dalamnya. Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka ambil di
dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi
hati manusia. Hati yang tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit
sampai padanya. Tetapi menegakkan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya,
dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allah akan menjadi obat
paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari kotoran-kotorannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاذْكُرْ
رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan
sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai. [al-A’ra/7:205].
Berkata
Imam Mujahid: “Waktu pagi adalah shalat Subuh dan waktu petang adalah shalat
‘Ashar”.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
حَافَظَ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ
الْغَافِلِيْنَ رواه ابن خزيمة وابن حبان
Barang
siapa yang menjaga shalat-shalat wajib, maka ia tidak akan ditulis sebagai
orang-orang yang lalai.[4]
4. Shalat Sebagai Solusi Problematika
Hidup.
Sudah
menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan
mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang
lebih manjur dan lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi
dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada
cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabbnya kecuali
dengan shalat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya
mengucapkan:
أَقْرَبُ
مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه
مسلم
Posisi
paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika dia sujud, maka
perbanyaklah doa. [HR Muslim].[5]
Inilah
di antara manfaat shalat yang sangat agung, mendekatkan hamba dengan Dzat yang
paling ia butuhkan dalam menyelesaikan problem hidupnya. Maka, kita jangan menyia-nyiakan
kesempatan emas ini. Jangan sampai kita lalai dalam detik-detik shalat kita.
Jangan pula terburu-buru dalam shalat kita, seakan tidak ada manfaat padanya.
Shalat
bisa menjadi sarana menakjubkan untuk mendatangkan pertolongan dan dukungan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam kisah Nabi Yunus Alaihissallam, Allah
Subhanahu wa Ta’ala menceritakan:
فَلَوْلَا
أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
Maka
kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
[ash-Shafât/37:143-144].
Sahabat
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu menafsirkan “banyak mengingat Allah”, yaitu,
beliau termasuk orang-orang yang menegakkan shalat.[6]
Sahabat
Hudzaifah Radhiyallahu anhu pernah menceritakan tentang Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
كَانَ
النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى. رواه أبو داود
Dahulu,
jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertimpa suatu urusan, maka beliau
melaksanakan shalat. [HR Abu Dawud][7]
5.
Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.
Sebagaimana
telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang menunjukkan
pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah
pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan
Allah Subhanahu wa Ta’ala :
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ
الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [al-‘Ankabût/29:45].
Ketika
menafsirkan ayat ini, Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Dalam shalat terdapat larangan
dan peringatan dari bermaksiat kepada Allah”[8]
6.
Shalat Menghapuskan Dosa.
Shalat
selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, juga menjadi penghapus dosa,
membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ
يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ
قَالُوا لَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ
الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا
“Apa
pendapat kalian, jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai
(mengalir); dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran
darinya?” Para sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demikianlah shalat lima waktu,
Allah menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahan”. [HR Bukhâri dan Muslim]
Inilah
sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui
maupun yang tersimpan di sisi Allah. Oleh karena itu, marilah menghitung diri
kita masing-masing, sudahkah di antara manfaat-manfaat tersebut yang kita
rasakan? Ataukah kita masih menjadikan shalat sebagai salah satu rutinitas
hidup kita? Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dicela Allah dalam
firman-Nya:
فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
[al-Mâ’ûn/107:4-5].
Semoga Allah memasukkan
kita ke dalam golonagn hamba-hambanya yang menegakkan shalat, dan memetik
buahnya dari shalat yang kita kerjakan.
Silahkan kerjakan kuis di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar